Pengalaman pengajuan visa Amerika B1/B2 di konjen Surabaya

Bulan lalu, kami mengajukan pembuatan visa di konjen Surabaya agar dapat menghadiri acara convocation mahasiswa baru di Harvard. Aplikasi visa Amerika itu proses aplikasi visa paling superior yang pernah aku lakukan. Ga ribet. Ga perlu booking hotel atau pesawat dulu. Dan gak lama jadinya.

Proses awal

Prosesnya sesederhana ini:

  1. Siapkan foto 5x5 cm background warna putih, ekspresi natural, jangan pakai kacamata, jilbab gapapa tapi cadar tidak diperbolehkan
  2. Buat formulir DS-160 (pastikan pilih konjen Surabaya) untuk masing-masing traveler, upload foto di sistem tersebut dan kalo nggak berhasil, ambil foto baru lagi
  3. Unduh dan kumpulkan semua formulir DS-160 para traveler
  4. Buat aplikasi pengajuan visa di portal US Travel Docs
  5. Tambahkan semua traveler yang sudah dibuat DS-160-nya dengan menginput kode yang tertera di formulir DS-160 di sistem portal US Travel Docs, beserta data-data lainnya yang diperlukan
  6. Dapatkan kode resi pembayaran
  7. Datang cabang CIMB Niaga terdekat untuk membayar aplikasi pengajuan visa, sekitar kurang lebih 2.6 juta rupiah untuk masing-masing traveler
  8. Setelah membayar, tunggu hingga keesokan hari kerja, jam 3 atau 4 sore WIB
  9. Masuk ke portal US Travel Docs, dan masukkan kode resi
  10. Selesai! Cetak dokumen janji-temu (appointment form) dan DS-160 para traveler

Nah, di form appointment sebenernya ada keterangan dokumen-dokumen apa yang perlu dibawa. Biasanya, foto tidak diminta. Tapi cetak aja fotonya yang ukuran 5x5 yang sama persis digunakan untuk pembuatan DS-160, karena toh aku dimintain fotonya.

Bawa juga dokumen-dokumen lain, semisal point of contact information. Karena aku ke US karena acara convocation di Harvard, aku mintain lah invitation letter. Invitation letter-ku kurang lebih seperti ini isinya:

Dokumen-dokumen seperti itu akan memperkuat diloloskannya aplikasi visa kita. Denger-denger nih, status visa itu pada dasarnya ditolak. Kita yang harus meyakinkan mereka kenapa visa kita sebaiknya tidak ditolak.

Wawancara

Pada dasarnya, prosesnya seperti ini:

  1. Pastikan membawa seluruh dokumen utama yang diminta
  2. Bawa dokumen-dokumen pendukung lainnya yang sekiranya diperukan
  3. Bawa foto 5x5cm juga
  4. Pastikan berada di konjen/kedubes kurang lebih 40-menit sebelum wawancara, sehingga bisa ada waktu cukup misal disuruh ini itu (aku disuruh nitipin tas ke Indomaret sebelah, soalnya ga boleh bawa tas ke dalam)
  5. Ambil antrian, lalui proses scan tubuh, dapat nomor antrian, mengantri, wawancara deh (kurang lebih 10-25 menit)!

Sebenarnya ada 2 wawancara. Wawancara pertama dengan staf orang Indonesia. Aku ditanyain kenapa ke US, aku bilanglah ke Harvard, dan aku kasih lihat kertasnya. Uniknya, aku kan travel ke US bareng pasangan, aku di wawancaranya lebih lama, pasanganku yang lebih cepet. Ya, tapi emang datanya dia dependent on my data juga sih.

Wawancara ke-dua sama staf kedubes yang seperti warga Amerika. Kurang lebih wawancaranya seperti ini:

Dia: Hello, how are you?
Aku: Hello, can't complain
Dia: Since when did you study?
Aku: Spring 2022, actually I bring my transcript with me
Dia: Oh very well done, straight As
Aku: Hehe, thank you (well, it's not 4.0)
Dia: Congratulations your visa is approved
Aku: Thank you

Udah, seluruh prosesnya mungkin makan waktu sejam setengah. Tapi bukan berarti kita pulang ngantongin pasport. Soalnya pasportnya kan belum distiker visa. Nunggu 3-4 hari. Tapi yang jelas, kalau pengajuan visa kita diterima, kita akan mendapatkan secarik kertas yang bertuliskan "Selamat! Permohonan visa non imigran anda telah disetujui"

Aku sih nyesel ya kenapa opsi pengambilan paspor di RPX, kenapa ga dikirim ke rumah aja. Jadinya perlu travel. Tapi ya gapapa, soalnya takut juga tar paspor rusak atau hilang atau gimana. Tapi kalau rumahmu jauh dari Surabaya, kayaknya makes sense untuk dianter aja. Soalnya, beneran RPX itu dependable banget. Nothing to worry harusnya.

Yah begitulah.

Terbang ke New York, lanjut ke Boston!

Jadi, aku makai pesawat United Airlines, terbang dari Singapura. Dari Singapura, kita turun ke San Francisco, untuk transit sebentar 2 jam. Harus tergesa-gesa, karena waktunya sangat tipis. Pastikan jangan ada botol yang berisi air, atau apapun yang dilarang. Terutama air, soalnya ternyata, kalau ketahuan, kita disuruh mbuang airnya di luar, dan antri lagi, tidak seperti di Indonesia atau Singapura yang airnya bisa dibuang saat di tempat inspeksi ya. Jadi ini sangat mengulur waktu, kalau kedapatan ada botol yang berisi air.

Setelah itu, perjalanan dari San Francisco menuju New York memakan waktu sekitar 6 jam. Tidak seperti perjalanan internasional, meski menggunakan maskapai yang sama, kita tidak menerima konsumsi di perjalanan domestik ini--cuma air atau jus saja.

Sesampainya di New York (lebih tepatnya Newark), kita harus jeli melihat bis yang kemudian bisa kita gunakan untuk menuju kota New York. Dari New York, kita bisa menuju Boston menggunakan bis ataupun kereta, yang ngetem di Port Authority.

Yang jelas, kayaknya lebih enakan terbang langsung ke Logan Airport di Boston, daripada mondar-mandir dari New York. Tapi ya, ini pengalaman juga sih.